Tujuan
– tujuan dan Ideologi Pendidikan Matematika
Pembahasan Ideologi pendidikan matematika mulai dibahas oleh kelompok 5 dan 6. Kelompok 5
tampil terlebih dahulu. Mereka menyampaikan materi tentang tujuan pendidikan
matematika.
Suatu
tujuan untuk mendapatkan sesuatu tentunya diawali oleh suatu pemikiran dan
keinginan, yakni ideologi. Setiap kelompok memiliki ideologi yang berbeda,
namun secara umum, pengertian tujuan pendidikan matematika adalah niatan yang mendasari pendidikan matematika
dan lembaga-lembaga yang melaluinya pendidikan tersebut terpengaruh.
Tujuan
tersebut mewakili salah satu komponen dari tujuan umum pendidikan, dan
bergabung dengan tujuan lainnya untuk membentuk tujuan keseluruhan. Akibatnya,
tujuan pendidikan matematika harus konsisten dengan tujuan umum pendidikan. Mereka
melanjutkan, kelompok yang memiliki tujuan pendidikan matematika dibagi lagi
atas beberapa kelompok. Kita tidak bertanya apa tujuan pendidikan matematika?
Tanpa juga bertanya tujuan siapa? (kelompok sosial yang mana?). Tujuan
pendidikan harus berhubungan dengan konteks pendidikan dan sosial.
Setiap sub-kelompok dalam masyarakatlah yang memiliki tanggung jawab untuk berpartisipasi
dalam identifikasi tujuan termasuk para guru, orang tua, siswa, matematikawan,
pengusaha organisasi karyawan, pendidik dan otoritas politik. Melibatkan
berbagai kelompok dalam proses penentuan tujuan bisa menyebabkan konflik.
Mereka
melanjutkan, Ernest membedakan 3
kelompok yang terdiri dari (1) pendidik, (2) matematikawan, dan (3) perwakilan industri
dan masyarakat, masing-masing memiliki tujuan pendidikan matematika.
Tujuan-tujuan
tersebut adalah adalah (1) pengembangan pribadi, (2) penanaman matematika murni
dan (3) utilitarian, berkaitan dengan pelatihan tenaga kerja yang cocok sesuai
dengan tujuan dari (1) para pendidik publik, dikombinasikan dengan pendidik
progresif, (2) humanis lama, dan (3) trainer industri yang dikombinasikan
dengan teknologi pragmatis.
Kelompok
berikutnya melanjutkan pada materi tentang elemen – elemen ideologi pendidikan
matematika.
Mereka
(kelompok saya) menyampaikan terlebih dahulu latar belakang dari ideologi pendidikan
matematika. Sejumlah ideologi pendidikan matematika dan kerangka intelektual
dan etika secara keseluruhan telah diidentifikasi dan dikaitkan dengan
kelompok-kelompok sosial dan tujuan matematika mereka. Tujuan tersebut, seperti
telah dikemukakan sebelumnya, tidak dapat dipisahkan dari bagaimana cara
merealisasikannya. Hal ini menimbulkan pertanyaan: unsur-unsur mana dalam
ideologi pendidikan matematika yang diperlukan untuk menentukan cara mencapai
tujuan?
Untuk menjawab ini, diusulkanlah model struktural ideologi pendidikan matematika.
Untuk menjawab ini, diusulkanlah model struktural ideologi pendidikan matematika.
Mereka
melanjutkan, Meighan menggambarkan ideologi sebagai sekumpulan yang terdiri
dari keyakinan yang beroperasi pada berbagai tingkatan dan dalam berbagai konteks
dengan beberapa lapisan makna. Model ideologi pendidikan yang diusulkan di sini
mencerminkan tingkat kompleksitas. Di pusatnya terletak keyakinan epistemologis
dan etis. Berdasar kedua hal ini, maka diinginkan sub bagian tentang keyakinan tujuan pendidikan matematika
dan cara untuk mencapai mereka.
Dengan
demikian model yang diusulkan memiliki dua tingkatan: (1) tingkat dasar yang
terdiri dari unsur-unsur yang lebih dalam ideologi, dan (2) tingkat sekunder,
terdiri dari unsur-unsur yang dihasilkan yang berkaitan dengan pendidikan.
Tingkat
dasar mencakup posisi epistemologis dan etis secara keseluruhan, terdiri dari
epistemologi, filsafat matematika dan sekumpulan nilai-nilai moral dan lainnya.
Namun, ini adalah unsur yang sangat abstrak, dan ideologi harus
menghubungkannya ke pengalaman menjadi orang dan hidup dalam masyarakat. Untuk apakah
ideologi perorangan atau kelompok dianggap, realitas menjadi seseorang dan
berhubungan dengan orang lain, dan hidup dalam masyarakat pasti membentuk
bagian utama kesadaran, keyakinan dan pandangan terhadap dunia. Jadi terdapat
dua elemen yang selanjutnya dimasukkan kedalam model ideologi, yakni teori
masyarakat dan anak. Dan yang terkahir tentu saja tujuan pendidikan itu
sendiri.
Elemen
kedua yakni tentang tujuan pendidikan matematika dan cara untuk mencapainya. Maka
diusulkan oleh para ahli, yakni tujuan pendidikan matematika, teori pengetahuan
matematika sekolah, teori pembelajaran matematika, teori pengajaran matematika,
teori penilaian pembelajaran matematika, teori sumber pendidikan matematika,
teori kemampuan matematika, dan teori keanekaragaman sosial dalam pendidikan matematika.
Di
akhir presentasi, mereka menyampaikan bahwa para ahli yang lain ada yang tidak
sependapat. Mereka menawarkan alternatif model ideologi pendidikan. Salah
satunya Ernest menawarkan model yang lain.
Esland
menawarkan model yang membedakan tiga kategori konstitutif pemikiran guru: (a)
perspektif pedagogis, termasuk asumsi tentang belajar, asumsi tentang status
intelektual anak, asumsi tentang gaya mengajar, (b) perspektif subjek, dan (c)
perspektif karir.
Jadi,
dapat diambil kesimpulan bahwa suatu kelompok tentu memiliki suatu ideologi.
Nah, ideologi tesebut disusun sedemikian rupa untuk mencapai tujuan mereka.
Sebagaimana ideologi pendidikan matematika dan tujuannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar