Powered By Blogger

Translate

Minggu, 08 Januari 2017

Tujuan – tujuan dan Ideologi Pendidikan Matematika



Tujuan – tujuan dan Ideologi Pendidikan Matematika

Pembahasan Ideologi pendidikan matematika mulai dibahas oleh kelompok 5 dan 6. Kelompok 5 tampil terlebih dahulu. Mereka menyampaikan materi tentang tujuan pendidikan matematika.

Suatu tujuan untuk mendapatkan sesuatu tentunya diawali oleh suatu pemikiran dan keinginan, yakni ideologi. Setiap kelompok memiliki ideologi yang berbeda, namun secara umum, pengertian tujuan pendidikan matematika adalah niatan yang mendasari pendidikan matematika dan lembaga-lembaga yang melaluinya pendidikan tersebut terpengaruh.

Tujuan tersebut mewakili salah satu komponen dari tujuan umum pendidikan, dan bergabung dengan tujuan lainnya untuk membentuk tujuan keseluruhan. Akibatnya, tujuan pendidikan matematika harus konsisten dengan tujuan umum pendidikan. Mereka melanjutkan, kelompok yang memiliki tujuan pendidikan matematika dibagi lagi atas beberapa kelompok. Kita tidak bertanya apa tujuan pendidikan matematika? Tanpa juga bertanya tujuan siapa? (kelompok sosial yang mana?). Tujuan pendidikan harus berhubungan dengan konteks pendidikan dan sosial.

Setiap sub-kelompok dalam masyarakatlah yang memiliki tanggung jawab untuk berpartisipasi dalam identifikasi tujuan termasuk para guru, orang tua, siswa, matematikawan, pengusaha organisasi karyawan, pendidik dan otoritas politik. Melibatkan berbagai kelompok dalam proses penentuan tujuan bisa menyebabkan konflik.

Mereka melanjutkan, Ernest  membedakan 3 kelompok yang terdiri dari (1) pendidik, (2) matematikawan, dan (3) perwakilan industri dan masyarakat, masing-masing memiliki tujuan pendidikan matematika.

Tujuan-tujuan tersebut adalah adalah (1) pengembangan pribadi, (2) penanaman matematika murni dan (3) utilitarian, berkaitan dengan pelatihan tenaga kerja yang cocok sesuai dengan tujuan dari (1) para pendidik publik, dikombinasikan dengan pendidik progresif, (2) humanis lama, dan (3) trainer industri yang dikombinasikan dengan teknologi pragmatis.

Kelompok berikutnya melanjutkan pada materi tentang elemen – elemen ideologi pendidikan matematika.

Mereka (kelompok saya) menyampaikan terlebih dahulu latar belakang dari ideologi pendidikan matematika. Sejumlah ideologi pendidikan matematika dan kerangka intelektual dan etika secara keseluruhan telah diidentifikasi dan dikaitkan dengan kelompok-kelompok sosial dan tujuan matematika mereka. Tujuan tersebut, seperti telah dikemukakan sebelumnya, tidak dapat dipisahkan dari bagaimana cara merealisasikannya. Hal ini menimbulkan pertanyaan: unsur-unsur mana dalam ideologi pendidikan matematika yang diperlukan untuk menentukan cara mencapai tujuan?

Untuk menjawab ini, diusulkanlah model struktural ideologi pendidikan matematika.

Mereka melanjutkan, Meighan menggambarkan ideologi sebagai sekumpulan yang terdiri dari keyakinan yang beroperasi pada berbagai tingkatan dan dalam berbagai konteks dengan beberapa lapisan makna. Model ideologi pendidikan yang diusulkan di sini mencerminkan tingkat kompleksitas. Di pusatnya terletak keyakinan epistemologis dan etis. Berdasar kedua hal ini, maka diinginkan sub bagian  tentang keyakinan tujuan pendidikan matematika dan cara untuk mencapai mereka.

Dengan demikian model yang diusulkan memiliki dua tingkatan: (1) tingkat dasar yang terdiri dari unsur-unsur yang lebih dalam ideologi, dan (2) tingkat sekunder, terdiri dari unsur-unsur yang dihasilkan yang berkaitan dengan pendidikan.

Tingkat dasar mencakup posisi epistemologis dan etis secara keseluruhan, terdiri dari epistemologi, filsafat matematika dan sekumpulan nilai-nilai moral dan lainnya. Namun, ini adalah unsur yang sangat abstrak, dan ideologi harus menghubungkannya ke pengalaman menjadi orang dan hidup dalam masyarakat. Untuk apakah ideologi perorangan atau kelompok dianggap, realitas menjadi seseorang dan berhubungan dengan orang lain, dan hidup dalam masyarakat pasti membentuk bagian utama kesadaran, keyakinan dan pandangan terhadap dunia. Jadi terdapat dua elemen yang selanjutnya dimasukkan kedalam model ideologi, yakni teori masyarakat dan anak. Dan yang terkahir tentu saja tujuan pendidikan itu sendiri.

Elemen kedua yakni tentang tujuan pendidikan matematika dan cara untuk mencapainya. Maka diusulkan oleh para ahli, yakni tujuan pendidikan matematika, teori pengetahuan matematika sekolah, teori pembelajaran matematika, teori pengajaran matematika, teori penilaian pembelajaran matematika, teori sumber pendidikan matematika, teori kemampuan matematika, dan teori keanekaragaman sosial dalam pendidikan matematika.

Di akhir presentasi, mereka menyampaikan bahwa para ahli yang lain ada yang tidak sependapat. Mereka menawarkan alternatif model ideologi pendidikan. Salah satunya Ernest menawarkan model yang lain.

Esland menawarkan model yang membedakan tiga kategori konstitutif pemikiran guru: (a) perspektif pedagogis, termasuk asumsi tentang belajar, asumsi tentang status intelektual anak, asumsi tentang gaya mengajar, (b) perspektif subjek, dan (c) perspektif karir.

Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa suatu kelompok tentu memiliki suatu ideologi. Nah, ideologi tesebut disusun sedemikian rupa untuk mencapai tujuan mereka. Sebagaimana ideologi pendidikan matematika dan tujuannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar