Review Matematika Sekolah
Aliran
- Aliran dalam Filsafat Pendidikan Matematika
Materi
ini akan dipresentasikan oleh kelompok 7 dan 8. Ada sekitar 4 aliran yang mereka
sampaikan. Mereka membagi masing 2 aliran per kelompok. Jika kita sebelumnya telah mengenal
formalisme dan kontruktivisme. Maka pembahasan kali ini merupakan pengujian lebih
jauh pada aliran - aliran filsafat pendidikan matematika. Didahului oleh
kelompok 7 yang mempresentasikan aliran absolut progresif dan platonisme. Kelompok
ini beranggotakan Siti Rosidah dan Nur. Kelompok ini merupakan salah satu
kelompok favorit saya sebab mereka menyampaikan makalahnya dengan baik. Setelah
membuka presentasi, Rosidah terlebih dahulu menyampaikna materi tentang aliran
absolut progresif.
Bisa
dikatakan absolutis progresif adalah aliran yang lebih memandang (dari
sudut padang aliran absolutis) matematika sebagai akibat dari upaya manusia
untuk mencari kebenaran dari pada hasilnya.
Poin
– poin penting filsafat absolut progresif dari yang mereka sampaikan.
1.
Menerima penciptaan dan perubahan teori-teori aksiomatis (yang kebenarannya
hampir dianggap mutlak).
2.
mengakui bahwa keberadaan matematika formal karena intuisi matematika
diperlukan sebagai dasar dari penciptaan teori
3.
mengakui aktifitas manusia dan akibatnya dalam penciptaan pengetahuan dan
teori-teori baru.
Lanjut
mereka, aliran kontruktivisme cocok dengan deskripsi ini. Karena Kontruktivisme
(intusionisme) adalah pondasionis dan absolutis yang berusaha mencari pondasi
(dasar) yang kuat untuk pengetahuan matematika melalui pembuktian-pembuktian
intusionistik dan “urintuition”.
Intusionisme
dan filsafat absolutis progresif secara umum memenuhi kriteria dibandingkan
dengan filsafat absolut formal, meskipun secara keseluruhan tetap memberikan
penentangan karena aliran ini memberikan ruang, meskipun terbatas, untuk para
ahli matematika yang beraktivitas. Mereka memandang elemen manusia, meskipun
dalam bentuknya yang unik, memiliki tempat dalam matematika informal.
Yang kedua, yakni
aliran platonisme. Mereka mengakatakan bahwa Aliran platonisme yaitu pandangan bahwa objek matematika yang
memiliki eksistensi obyektif yang nyata dalam beberapa wilayah ideal, dalam
platonisme matematikawan yang berbeda intuisi bervariasi, sesuai dengan
subjektivitas intuisi(kemampuan) maka akan berpendapat beda pula. Platonis
intuisi harus objektif, dan melibatkan kesepakatan. Jadi platonis tidak bisa
mengambil keputusan sendiri.
Saya kurang begitu
mengerti, tapi bisa disimpulkan bahwa platonisme merupakan aliran
yang menganggap objek matematika bersifat konkret. Sehingga
banyak ahli yang menentang aliran ini. Namun, yang lebih menarik disini adalah adanya
fakta bahwa filsafat yang tampaknya tidak masuk akal ini berhasil menciptakan
ahli matematika seperti Cantor dan Godel.
Selanjutnya,
kelompok 8 menyampaikan 2 aliran berikutnya, yakni konvensionalisme dan
empirisme. Jika konvensionalisme mengatakan bahwa pengetahuan matematika
didapat dari kesepakatan, maka empirisme mengatakan bahwa pengetahun matematika
didapat dari pengalaman.
Di
dalam proses pembelajaran, konvensionalisme menggunakan metode konvesionalisme
sedangkan empirisme menyatakan bahwa perkembangan pribadi seseorang dari dunia
luar, bukan dari potensi atau bakatnya.
Di
Indonesia sendiri, aliran konvesionalisme digunakan pada saat pendidikan
Indonesia menggunakan kurikulum KTSP. Tapi, ketika Indonesia menggunakan
kurikulum 2013, maka kurikulum ini lebih cocok dengan aliran absolut progresif atau
kontruktivisme. Tentu saja keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan masing –
masing. Namun, absolut progerif lebih efektif bagi pendidikan Indonesia, sebab
bisa menanggulangi buruknya integritas masing – masing siswa di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar