Powered By Blogger

Translate

Minggu, 08 Januari 2017

Review Matematika Sekolah



Review Matematika Sekolah
Aliran - Aliran dalam Filsafat Pendidikan Matematika

Materi ini akan dipresentasikan oleh kelompok 7 dan 8. Ada sekitar 4 aliran yang mereka sampaikan. Mereka membagi masing 2 aliran per kelompok. Jika kita sebelumnya telah mengenal formalisme dan kontruktivisme. Maka pembahasan kali ini merupakan pengujian lebih jauh pada aliran - aliran filsafat pendidikan matematika. Didahului oleh kelompok 7 yang mempresentasikan aliran absolut progresif dan platonisme. Kelompok ini beranggotakan Siti Rosidah dan Nur. Kelompok ini merupakan salah satu kelompok favorit saya sebab mereka menyampaikan makalahnya dengan baik. Setelah membuka presentasi, Rosidah terlebih dahulu menyampaikna materi tentang aliran absolut progresif.

Bisa dikatakan absolutis progresif adalah aliran yang lebih memandang (dari sudut padang aliran absolutis) matematika sebagai akibat dari upaya manusia untuk mencari kebenaran dari pada hasilnya.

Poin – poin penting filsafat absolut progresif dari yang mereka sampaikan.
1. Menerima penciptaan dan perubahan teori-teori aksiomatis (yang kebenarannya hampir dianggap mutlak).
2. mengakui bahwa keberadaan matematika formal karena intuisi matematika diperlukan sebagai dasar dari penciptaan teori
3. mengakui aktifitas manusia dan akibatnya dalam penciptaan pengetahuan dan teori-teori baru.

Lanjut mereka, aliran kontruktivisme cocok dengan deskripsi ini. Karena Kontruktivisme (intusionisme) adalah pondasionis dan absolutis yang berusaha mencari pondasi (dasar) yang kuat untuk pengetahuan matematika melalui pembuktian-pembuktian intusionistik dan “urintuition”.

Intusionisme dan filsafat absolutis progresif secara umum memenuhi kriteria dibandingkan dengan filsafat absolut formal, meskipun secara keseluruhan tetap memberikan penentangan karena aliran ini memberikan ruang, meskipun terbatas, untuk para ahli matematika yang beraktivitas. Mereka memandang elemen manusia, meskipun dalam bentuknya yang unik, memiliki tempat dalam matematika informal.

Yang kedua, yakni aliran platonisme. Mereka mengakatakan bahwa Aliran platonisme yaitu pandangan bahwa objek matematika yang memiliki eksistensi obyektif yang nyata dalam beberapa wilayah ideal, dalam platonisme matematikawan yang berbeda intuisi bervariasi, sesuai dengan subjektivitas intuisi(kemampuan) maka akan berpendapat beda pula. Platonis intuisi harus objektif, dan melibatkan kesepakatan. Jadi platonis tidak bisa mengambil keputusan sendiri.

Saya kurang begitu mengerti, tapi bisa disimpulkan bahwa platonisme merupakan aliran yang menganggap objek matematika bersifat konkret. Sehingga banyak ahli yang menentang aliran ini. Namun, yang lebih menarik disini adalah adanya fakta bahwa filsafat yang tampaknya tidak masuk akal ini berhasil menciptakan ahli matematika seperti Cantor dan Godel.

Selanjutnya, kelompok 8 menyampaikan 2 aliran berikutnya, yakni konvensionalisme dan empirisme. Jika konvensionalisme mengatakan bahwa pengetahuan matematika didapat dari kesepakatan, maka empirisme mengatakan bahwa pengetahun matematika didapat dari pengalaman.

Di dalam proses pembelajaran, konvensionalisme menggunakan metode konvesionalisme sedangkan empirisme menyatakan bahwa perkembangan pribadi seseorang dari dunia luar, bukan dari potensi atau bakatnya.

Di Indonesia sendiri, aliran konvesionalisme digunakan pada saat pendidikan Indonesia menggunakan kurikulum KTSP. Tapi, ketika Indonesia menggunakan kurikulum 2013, maka kurikulum ini lebih cocok dengan aliran absolut progresif atau kontruktivisme. Tentu saja keduanya memiliki kekurangan dan kelebihan masing – masing. Namun, absolut progerif lebih efektif bagi pendidikan Indonesia, sebab bisa menanggulangi buruknya integritas masing – masing siswa di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar